KUNCI

Tatkala pesawat itu hendak tinggal landas cuaca tidak bersahabat. Angin kencang dan mendung tebal menggantung di udara. Bandar udara tampak gelap. Dalam cuaca demikian aku tentu merasa cemas. Namun saat pesawat sudah di atas awan aku melihat matahari bersinar berseri-seri dan gumpalan mega putih tampak sangat indah; wajahku pun berubah cerah.

Demikian gambaran kehidupan ini. Betapa sering pelbagai macam persoalan dan tekanan, problem keluarga, ketegangan di tempat kerja, dan merasa kering dalam doa melanda kehidupan. Dalam situasi demikian orang kadang takut untuk terus melangkah. Ada orang yang memilih terkurung dalam wajah murung bak bandara yang diselimuti mendung.

Bukankah setiap orang diciptakan demikian luar biasa (incredibly well-made) oleh Allah? Di dalam lubuk hati terdalam tersimpan kekuatan dan rahasia indah yang memungkinkan orang untuk berbagi dan membangun relasi dari hati ke hati sehingga hidup terasa bahagia dan penuh sukacita.

Sayang, keindahan terdalam itu kerap tertutup oleh pengalaman buruk masa lalu dan tertimbun oleh kesedihan dan kekecewaan yang bejibun. Orang kehilangan percaya diri dan menjadi sangat tertutup.

Untuk membukanya diperlukan kunci, yakni percaya bahwa di dalam lubuk diri terdalam tersembunyi pribadi sejati yang unik dan mampu mengatasi segala pengalaman negatif. Bukankah Santa Teresa dari Avila berkata bahwa Allah bertahta dalam lubuk hati kita?

“Do not let yourself be overcome by feelings of sorrow. Have faith in the life hidden within you. Behind the black clouds the sun is shining.”(Jangan biarkan dirimu dikalahkan oleh kepedihan. Percayalah akan hidup yang tersembunyi dalam dirimu. Di balik awan tebal matahari bersinar terang). Demikian kata Jean Vanier, pendiri L’Arche (komunitas orang-orang cacat di Perancis dan Canada) itu.